Pages

"Kantong ketawa anda memang suatu anugrah paling indah yang tuhan pernah kasih, hendaknya digunakan sebaik baiknya, dan jangan berlebihan sebelum sindrom tuna ketawa menggerogoti hidup anda"

Minggu, 03 Januari 2016

Dalam sebuah komuni


Tiba tiba aku telah ada dalam sebuah kerumunan, dengan rentetan antrean yang panjang, dengan sumringah dan menampakkan muka berseri terbaik. Menampilakan santiaji dan tipuan bahasa yang menarik dan formal dan penuh tipu daya dan seolah tak ada yang buruk dan yang ada hanya yang baik baik saja. Tiba tiba semua melirik setiap ada yang berbeda dari mereka yang tidak berbeda. Tiba tiba kerumunan antrean menuju kerumunan antrean yang lain, dan kerumunan antrean yang berbeda lagi menuju ke kerumunan antrean yang berbeda lagi. Tiba tiba semua bungkam dan tersisa sunyi dan penuh teka teki. Semua berfoto dengan kadar bahasa artifisial kekinian yang berbeda beda. Tiba tiba semua bersedih lalu nampak bahagia, bagaimana bisa? Dalam sebuah komuni apakah ini?
Tiba tiba aku telah ada dalam sebuah komuni yang berbeda lagi, nampak berderet dan berbaris antrean yang disesak i cemas, cemas yang di sesaki tunggu, tunggu yang di sesaki nanti. Tiba tiba aku mengayunkan sebuah centong bulat seperti cup bra dan berisikan kuah entah apa nama nya ke dalam mangkuk kecil ku. 
Tiba tiba aku telah berada lagi dalam sebuah komuni formal namun bersahaja. Masing masing berpasangan, aku pun juga. Masing masing mengobrol basa basi menceritakan beragam cerita nyata yang dipenuhi sentimen dan menjaga panji panji kebenaran. Tiba tiba semua nampak bahagia, bahagia yang dipenuhi aspek kebahagiaan buatan dan bahagia yang dipenuhi nafas tersengal yang menjadi jadi. Tiba tiba semua menampakkan berbagai satir rekaan agar nampak lucu dan eksentrik dan menarik. Tiba tiba semua menerobos dalam kebisingan sunyi yang monokrom.
Tiba tiba aku ada lagi dalam sebuah komuni yang santai dan dipenuhi muda mudi. Tiba tiba aku ditumpahi segala dendam dan ketidak puasan atas masa lalu yang di manifestasikan dalam sebuah komuni yang beragam. Tiba tiba aku nampak cemas dan nampak bisa mengikuti bahasa kepura puraan yang ditutupi topeng kemegahan yang lika liku nya terkadang diterobos kesalahan tak sengaja. Tiba tiba aku ikut menanggung dosa dan khilaf masa lampau yang tak mungkin bisa dikembalikan....
3 Januari 2016. Dari kondangan ke kondangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar