Pages

"Kantong ketawa anda memang suatu anugrah paling indah yang tuhan pernah kasih, hendaknya digunakan sebaik baiknya, dan jangan berlebihan sebelum sindrom tuna ketawa menggerogoti hidup anda"

Jumat, 11 September 2015

Entah, mana lagi yang dituju..

Suatu ketika saat musim panas tak kunjung usai, kekeringan dimana-mana, penderitaan, penggusuran, ketidak adilan menimpa setiap yang bernafas dan tak cukup punya uang untuk bisa bernafas tenang. Ego tak bisa memaksa untuk menulis kata-kata puitis, namun keadaan saat ini begitu puitik sampai-sampai dringking jar berbentuk lodong tanpa tutup yang ku beli minggu lalu tak juga ku airi dengan se tetes minuman pun. 



Desas desus perekonomian yang guncang tak cukup menarik perhatianku, tak ada informasi yang pasti, paling tidak nir kepentingan mengenainya. Sehingga ku putuskan untuk mengurusi diriku sendiri.

Jatuh tak lagi terasa sakit ketika kita terbiasa tergoncang. Fase fase konyol, pun semua omong kosong yang menyertainya tak cukup banyak menjadi peredam. Lahir, berkembang lalu pupus adalah abadi.
Kamu datang (setelah dia pergi), kamu yang berbeda datang (lagi), dengan cepat (sangat cepat, dan terkesan pasti seperti biasanya). Bertolak dari segala sejarah masa lalu yang masih renyah kita perbincangkan, terkesan mengada ada, namun nyata adanya. Kau bilang kau datang sejak sepuluh tahun yang lalu, kau sangka kau ini apa? Time treveler, kata dongeng dan sumpah serapah orang orang barat itu?

Aku lelah, sangat lelah mengikuti alur cerita dan segala bualan murahan sebagai perhiasan dan pelumas segala tindak kotor dan serampangan kita ini!

Aku tak mau menyebutnya de javu, ah itu cuma rekayasa imaji yang disombongkan agar terlihat puitik! Tak perlu lagi perangai macam drama seperti itu lagi. Kita selalu bilang "let it go!" setiap saat, aku tau kita hanya menghibur diri karena sama sama lelah! Lelah dengan skenario yang grow dan cut and than die, repeat again, anymore....anymore...

Aku lebih suka bilang "enyahlah, ku pisau pisau agar kau krowak", daripada "aku cinta kau apapun kondisimu", aku tak bermaksud mengada ada dan seolah berlagak sok metafor dan paradoks, lagu lama. Hanya itu yang terlintas, agar tak terlihat biasa.

Yogyakarta, 11 september 2015. Teruntuk kita yang sama sama lelah...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar