Pages

"Kantong ketawa anda memang suatu anugrah paling indah yang tuhan pernah kasih, hendaknya digunakan sebaik baiknya, dan jangan berlebihan sebelum sindrom tuna ketawa menggerogoti hidup anda"

Senin, 02 Juni 2014

Bencana Saleh





Hari itu, aku lupa tepatnya jamberapa, yang jelas aku datang pertama kali. Aku berangkat dengan semangat, melewati perpindahan udara yang memacu jantung bergerak tak stabil. Kaliurang tak se dingin biasanya, kabut tebal yang menyerupai hempasan sutra berjumbai yg dijemur di pinggir pantai. Sembribit kata orang.
Aku mewakili (dipaksa mewakili) tempat kerjaku, menghadiri perhelatan bertajuk "sekolah pengelolaan keberagaman" dari CRCS ugm. Aku merasa buruk. Ini pengalaman pertama ku bertemu dengan orang bermisi sama dengan instansi ku. Orang-orang yg tak peduli "nyawa"nya lagi, telah dihibahkan nya "nyawa" dan raga nya buat manusia, katanya. Keberagaman di jogja (khususnya) adalah satu masalah yg di kuras habis dalam acara "melelahkan" ini.
Dari apa (dan siapa) asal kata "asli" itu? Hingga langkah-langkah nyata tindakan advokasi yang bisa dilakukan untuk menjaga keagungan keberagaman.
Orang papua (temanku sendiri yang bilang) bilang, kami dari ras malesiana, ada lagi yang bilang (mereka sendiri yang bilang) kalau mereka berasal dari ras-ras jauh, sehingga bayanganku tentang “orang asli” Indonesia buyar. Ya, siapa sebenarnya yang bisa dikatakan asli Indonesia. Ibaratnya Indonesia adalah bus kota, aku datang terpogoh-pogoh berlari mengejar, dengan tas ransel kumal aku slempangkan ditambah dua plastik besar berisi kain kotor yang aku dijinjing, mengejar Indonesia.
Lingkup keberagaman juga dibatasi jogja saja, karena ada yg bilang kalau jogja => miniatur indonesia. Dari jogja buat indonesia katanya.
Dari semuanya yang paling aku sorot adalah masalah toleransi antar agama, yang beberapa waktu yg lalu telah banyak tindakan para "ekstrim" menodainya. Aku berpendapat bahwa pendidikan keberagaman harus dimulai dari keluarga. Aku hidup (makan) dari kebaikan orang-orang kristen (aku sendiri muslim). Bapaku adalah seorang seniman fungsional, pembuat peti mati dan rata-rata "konsumen" nya adalah orang kristen. Sehingga aku terbiasa melihat salib, dan simbol2 kristiani lain. Dan bapaku terlanjur mengajarkan kepadaku bahwa tidak ada masalah apapun mengenai pekerjaannya. Stimulus positif secara tidak langsung merasuki ku (dan keluargaku) sejak kecil. Bapaku sering bilang kalau "orang kristen itu baik" tak pernah menyinggung "perbedaan" secara teologi diantara kami. Padahal bapaku (dan keluargaku) tergolong umat islam taat.
Aku membawa "bencana" saleh ini ke kehidupanku. Kemudian semua berubah seiring lentikan latu yang aku pisahkan dari bara api batang rokok yang kuhisap dalam. Malam. Hilang..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar