Pages

"Kantong ketawa anda memang suatu anugrah paling indah yang tuhan pernah kasih, hendaknya digunakan sebaik baiknya, dan jangan berlebihan sebelum sindrom tuna ketawa menggerogoti hidup anda"

Selasa, 08 Juli 2014

Anak pembuat salib



Aku menggamit dua buah setangan basah, baru tadi pagi aku menjatuhkan kopi rebus panas, hingga membasahi seluruh permukaan setangan kain, yang serabutnya berjumbai-jumbai seperti bawahan penari hula-hula, yang binal itu. Seketika aroma bacin menyeruak, rupanya setangan itu adalah bekas mengelap telur busuk yang pecah karena lupa diletakkan di dalam kotak penyimpanan lauk terlalu lama. Baunya sungguh menusuk, langsung meluncur ke ubun-ubun, jika ingin berlebihan lagi, tembus ke langit melalui jelaga yang pengap dan penuh aura jahat.
Aku menuruni loteng rahasia yang tersusun dari kubik-kubik balok sisa gergajian tak simetris itu. Permukaan yang licin membuatku blingsatan karena harus tetap seraya menjaga konsentrasi selagi nyawa belum lagi terkumpul. Bau kayu tua nya serasa muffin hangat bertabur coklat berlendir. Lezat. 

Bapak sedang sibuk sendiri, menyusuri serutan-serutan kayu yang keras, membentuk pola-pola absurd yang menurutku terlalu jauh dikatakan artistik. Lengkungan spiral, garit-garit yang membelah ruang pahat menjadi sedikit lumer. Garis-garis yang tak berujung, lancip, tumpul, bercabang, berbentuk persegi, meliuk-liuk seperti ular, semua adalah lakon yang diciptakan bapakku, membiarkannya bertarung hingga mati berdarah-darah adalah kegemaran bapakku. Bagaimana bisa, ruang yang sempit itu di tombak-tombak dengan trisula raksasa sehingga tatal-tatal bercucuran menggelayut sempoyongan jatuh ke tanah?
Bunyi tiap ketukannya tidak terlalu nyaring, namun harmonis. Diiringi kepulan asap kretek yang sejak tadi pagi sambung menyambung di belah geretan bergambar dua bola bumi. Semua terjadi begitu saja, suara geretan, asap mengepul dan rentetan bunyi seperti suara berondong senjata otomatis. Bau kayu basah, gas fosfor yang mencekik, tembakau harum yang membelah pagi, bau tanah yang baru saja digagahi hujan, ranum dan hijau, semua dibalut udara dingin yang hampir membekukan otak. 
Bapakku seorang panglima perang keturunan prajurit berkuda andalan roma, Praetoria Cohors, yang dengan gagahnya mencabik-cabik kawanan musuh yang terlihat bengis. Dengan pakaian ksatria kokoh miliknya, gaman-gaman yang tak kenal lagi santun, selalu diasah menggunakan batu apung halus, bunyinya sangat menyayat, seperti bunyi fals harmonika kunci G yang sudah berkarat. Bapakku setiap hari menyusuri bukit-bukit cadas, mencari pemberontak yang menyusahkan kaum kami. Bapakku berbadan besar, jika ia berjalan, seisi bumi gontai dibuatnya, bapakku memimpin seribu pasukan kuda, menelikungi ruas danau ranau yang bening tapi mencekam itu, bapakku bersama pasukannya tak kenal ampun, tombak trisula seperti milik baphomet itu selalu dibawa sebagai sangu jikalau suatu saat musuh mengincar bapakku dari punggung, bapakku begitu tak terkalahkan, bahkan suatu ketika bapakku pernah bilang, "bahkan tuhan pun bisa aku kalahkan, nak", tapi aku tak pernah mempercayainya, tapi aku tak pernah membayangkan bapakku berperang melawan tuhan, bahkan tuhan mungkin tak sudi berperang melawan bapakku.
Suatu ketika ada nelayan jauh, dari inggris katanya, datang bersama kawanan perompak bersenjatakan capit hitam legang di separuh tangannya, datang menemui bapakku. Namun seperti tebakanku, bapakku tak gentar sedikitpun, langkahnya tak berpindah sekalipun lantai kayu yang berkubik-kubik itu sangatlah licin seperti porselin, tak berdecit walau satu nada. Aku pura-pura tak terperanjat, aku pura-pura kuat.
Suatu saat akan kugoreskan kisah bapakku yang pemberani ini, akan kutulis dengan goresan darah, darah dari lengan kanan dan kiriku, sekalipun tangan yang setiap hari ku tempa keras itu berdarah-darah, aku tak gentar, aku akan menjadi seperti bapakku, aku akan menjadi seperti bapakku yang kokoh, yang berbajukan baja tebal. Aku akan menjadi kuat seperti bapakku, ksatria berkuda Praetoria Cohors kebanggaan leluhur. Aku akan menjadi seperti bapakku, seorang pembuat salib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar